Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial selama pandemi, gaya hidup sehat menjadi semakin populer. Hal ini kemudian mendorong konsumen pria untuk mulai memperhatikan penampilan mereka. Penggunaan parfum dan bahkan skincare pun ikut naik. Benarkah pandemi telah mengubah tren penggunaan parfum sekaligus persepsi konsumen pria terhadap perawatan diri dan maskulinitas itu sendiri?
Data dari Euromonitor pada Juni 2020 menemukan bahwa penjualan produk perawatan pria mengalami peningkatan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perubahan ini didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah karena meningkatnya kesadaran terhadap kebersihan, yang kemudian meningkatkan perhatian konsumen pria terhadap perawatan diri.
Jika dahulu konsumen menggunakan parfum hanya saat akan bepergian, selama pandemi, mereka juga menggunakannya meski di rumah saja. Parfum digunakan untuk meningkatkan mood sehingga terbangun pikiran yang positif. Maka, tak mengherankan jika kemudian muncul berbagai parfum dengan wewangian yang diklaim dapat menghadirkan nuansa rileks dan menenangkan.
Pandemi COVID-19 menjadi disrupsi terhadap konsep tersebut. Adanya keharusan menjaga kebersihan serta kesehatan fisik dan mental telah mendorong konsumen pria untuk lebih terbuka mengenai kebutuhan perawatan diri. Konsumen pun tak lagi ragu untuk mengeksplorasi produk perawatan diri, bukan hanya terhadap produk yang masih belum familier, tapi juga pada produk yang sudah sering mereka gunakan, seperti parfum.
Berspesialisasi dalam inovasi dan teknologi dalam dunia parfum, Givaudan terus mengembangkan peluang baru untuk menghadirkan inovasi wewangian yang tidak hanya menginspirasi konsumen, tapi juga meningkatkan kesehatan dan well-being mereka. Bergerak mengikuti pergeseran perilaku konsumen pria, dengan dukungan terbaik dari teknologi Givaudan.